Flek Paru-paru

Flek paru atau istilah yang umumnya digunakan oleh dokter dengan maksud sebagai penyakit Tuberkulosis. tuberkulosis (TBC) adalah penyakit yang dapat diobati, yang disebabkan oleh bakteri (kuman) Mycobacterium tubercolusis. TBC boleh merusakan paru-paru atau bagian tubuh lain dan mengakibatkan penyakit parah. Untuk mengetahui si anak menderita TBC atau tidaknya.

GEJALANYA:
-Gejala utamanya batuk yang tidak henti selama lebih dari 3 minggu, nafsu makan berkurang, berat badan semakin menyusut menjadikan tubuhnya kurus. di leher bagian samping seringkali teraba kelenjar getah bening.
-Terhadap anak yang mengalami gejala tersebut biasanya dilakukan test Mantoux. test ini yang paling bermakna untuk menegaskan diagnosis TBC pada anak. Test Mantoux dilakukan berupa suntikan di kulit lengan bawah. setelah 48-72 jam dilihat bekasnya. dinyatakan positif apabila terdapat benjol merah dengan garis tengah lebih dari 10 mm atau 1 cm. benjolan ini kemudian menghitam dan baru hilang setelah 1 minggu. Apabila test Mantoux positif, berarti anak sudah terkontak oleh kuman TBC. harus dilakukan pemeriksaan lalu endap darah dan foto rontgen untuk menilai apakah TBC berada dalam keadaan aktif atau tidak. Hasil foto inilah yang sering disebut sebagai flek.

Adanya scrophuloderma atau TBC kulit (seperti koreng yang kronik dan tak kunjung sembuh).
adanya phlyctemular conjungtivitis (kadang di mata ada merah, lalu ada bintik putih). adanya specific lymphadenopathy (pembesaran kelenjar getah bening di leher). pada TBC, biasanya kelenjar dileher yang membesar akan berderet atau lebih dari satu.

Selain itu TBC dapat menular, cara penularan TBC umumnya melalui udara apabila orang yang membawa TBC dalam paru-paru atau tenggorokan batuk,bersin, atau berbicara, lalu kuman dilepaskan ke udara. apabila orang lain yang menghirup kuman ini mereka mungkin terinfeksi. kebanyakan orang mendapat kuman TBC dari orang yang sering berada dekat dengan mereka, seperti anggota keluarga, teman ,atau rekan sekerja.

Perlu diketahui, kasus TBC pada anak Indonesia cukup banyak yaitu sekitar 20% dari seluruh kasus TBC. Diperkirakan terdapat 583.000 kasus baru TBC setiap tahunnya( Dinas Kesehatan RI). di seluruh dunia, TBC dapat membunuh 100.000 anak setiap tahunnya. Anak-anak juga paling rentan menderita TBC berat , yang menyerang otak dan mendula spinalis. Mungkin karena sulit terdeteksi, kasus TBC pada anak seringkali tidak diperhatikan. Anak penderita TBC yang datang ke rumah sakit umumnya sudah mengalami TBC yang berat, meluas, dan sudah menyerang ke selaput otak(meningitis).

untuk mencegah TBC pada anak, perlu dilakukan vaksinasi BCG sejak bayi. Namun, apabila vaksinasi itu dilakukan ketika anak masih berusia 2-3 bulan maka harus dilakukan test Mantoux terlebih dahulu. Jika test Mantoux itu hasilnya negatif, baru boleh diberikan vaksinasi BCG. kalau si anak ternyata positif TBC dan kemudian diberikan vaksin BCG, hal itu justru akan membertakan penyakitnya.
(sumber info: Global Network edisi juli 2008)

Cacar Monyet


Cacar Monyet

Cacar monyet atau cacar api disebabkan infeksi kulit oleh bakteri, biasanya jenis tafilokokus. Jadi, berbeda dengan cacar air yang disebabkan oleh virus varicela-zoster.

Cacar monyet tidak terkait dengan kontak langsung dengan monyet. Mungkin jika tempatnya jorok dan saat itu ada luka/iritasi kulit, maka kuman dapat masuk. Perlu Diketahui, istilah ini berbeda dengan monkeypox yang beberapa tahun lalu sempat menjangkiti Amerika, karena monkeypox disebabkan virus. Virus tersebut menyerang monyet dan ditularkan melalui binatang pengerat. Istilah medis untuk cacar monyet 'ala' Indonesia adalah impetigo bulosa/vesikobulosa.

Saya juga tidak tahu mengapa penyakit ini disebut cacar monyet. Ada yang mengatakan karena bintil di kulit timbul berpindah-pindah seperti monyet di pohon. Bintil pindah dan menyebar ke tempat lain, biasanya karena anak menggaruk bintil yang pecah kemudian memegang kulit yang lain. Sementara istilah cacar api didasarkan pada luka akibat bintil yang pecah yang menyerupai sundutan rokok.

Sebenarnya, bakteri sehari-harinya memang selalu ada di kulit. Kulit yang sehat dapat menjadi penghalang bakteri masuk ke dalam lapisan kulit. Hanya jika terjadi luka pada kulit seperti gigitan serangga, luka akibat garukan, alergi/eksim, atau jika kulit lembab terus-menerus (biasanya pada bayi akibat pemakaian diapers yang terlalu lama), maka benteng pertahanan kuman di kulit menjadi jebol.

Risiko terinfeksi pada anak lebih besar, walaupun mungkin kita selalu berusaha menjaga kebersihannya. Anak sering memasukkan tangan ke hidung, mengigit-gigit kuku, mobilitasnya juga tinggi sehingga mudah terluka. Bintil-bintil pada cacar monyet memang dapat mirip sekali dengan cacar air. Tempat timbulnya juga hampir sama, yaitu di dada, punggung, dan wajah. Biasanya pada cacar monyet, tidak timbul panas tinggi sebelumnya, bahkan sesudah timbul bintil. Namun jika infeksi berat, dapat pula timbul panas.

Kondisinya juga secara umum baik, artinya anak tidak merasa lemas, nafsu makannya tidak berkurang, dan tetap bermain seperti biasa. Sementara pada cacar air biasanya didahului dengan gejala seperti selesma, demam, dan anak merasa lemas. Sebenarnya gambaran bintilnya juga agak berbeda, hanya mungkin agak sulit dibedakan oleh orang awam.
Terdapat perbedaan pada cara penularan. Cacar air dapat menular melalui inhalasi, misalnya percikan ludah atau cairan dari bintil yang pecah yang mengandung virus, jika kemudian terhirup maka dapat menular. Oleh karena itu, bintil pada cacar air harus diusahakan tidak pecah, untuk mengurangi risiko penularan.

Cacar monyet menular melalui kontak dengan kulit atau pemakaian barang yang sama dengan penderita. Sama dengan cacar air, jika luka sudah mengering maka sudah tidak menular lagi. Bahkan sebenarnya, dengan pemberian antibiotika yang tepat, anak Ibu sudah tidak menularkan lagi penyakitnya setelah dua hari (48 jam) sejak antibiotika diberikan.
Ibu tidak perlu terlalu khawatir, karena penyakit ini hanya menyerang lapisan terluar dari kulit, jadi lukanya biasanya cepat sembuh. Kecuali jika ada super-infeksi (infeksi oleh berbagai macam bakteri) sehingga penyakit menjadi berat. Biasanya bekas-bekas luka sudah membaik dalam dua minggu, bahkan seringkali sebelum itu pun bekasnya sudah tidak begitu jelas lagi.

Untuk itu, antibiotika dari dokter harus diminum teratur sesuai petunjuk dokter. Gunting dan kikir kuku anak Ibu serta ingatkan untuk jangan menggaruk. Anjurkan juga untuk sering cuci tangan. Mandi seperti biasa dengan air hangat yang dicampur cairan antiseptik. Sebaiknya handuk dicuci setelah dipakai, terutama jika luka belum kering. Bintil yang sudah pecah diolesi cairan antiseptik, kemudian setelah mengering diberi salep antibiotik.

(Prof dr Zubairi Djoeban SpPD KHOM )

10 Jurus Hadapi Serangga Tomcat

10 Jurus Hadapi Serangga Tomcat

Menurut data Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan RI,  jumlah pasien yang menderita luka akibat kontak dengan serangga Tomcat hingga Senin (19/3/2012)  mencapai 48 orang.
Dirjen P2PL Prof dr Tjandra Yoga Aditama dalam keterangan persnya Selasa (20/3/2012) menyebutkan, jumlah tersebut adalah  yang tercatat dan berobat di 7 Puskesmas dan 1 layanan kesehatan swasta di Jawa Timur. "Sebagian pasien sudah sembuh, sebagian lain dengan keluhan di kulit yang tidak terlalu hebat," ungkap Tjandra.

Untuk menghadapi serangga Tomcat, Tjanda meminta masyarakat tidak perlu panik.  Ia juga menyampaian 10 tips bagi masyarakat untuk menghadapai serangga Tomcat berikut ini :
1. Jika ada menemukan serangga ini, jangan dipencet, agar racun 
    tidak mengenai kulit. Masukkan ke dalam plastik dengan 
    hati-hati, terus buang ke tempat yang aman.
2. Hindari terkena kumbang ini pada kulit terbuka.
3. Usahakan pintu tertutup dan bila ada jendela diberi kasa nyamuk 
    untuk mencegah kumbang ini masuk.
4. Tidur menggunakan kelambu jika memang di daerah anda
    sedang banyak masalah ini.
5. Bila serangga banyak sekali, maka dapat juga lampu diberi jaring 
    pelindung untuk mencegah kumbang jatuh ke manusia.
6. Jangan menggosok kulit dan atau mata bila kumbang ini terkena 
    kulit kita.
7. Bila kumbang ini berada di kulit kita, singkirkan dengan
    hati-hati, dengan meniup ataumengunakan kertas untuk 
    mengambil kumbang dengan hati-hati.
8. Lakukan inspeksi ke dinding dan langit-langit dekat lampu 
    sebelum tidur. Bila menemui, segera dimatikan dengan 
    menyemprotkan racun serangga. Singkirkan dengan tanpa 
    menyentuhnya.
9. Segera beri air mengalir dan sabun pada kulit yang bersentuhan 
    dengan serangga ini.
10. Bersihkan lingkungan rumah, terutama tanaman yang tidak 
      terawat yang ada di sekitar rumah yang bisa menjadi tempat 
      kumbang Paederus.

Kenapa Di beri Nama Tomcat

Kenapa Di beri Nama Tomcat?

 
Serangga tomcat belakangan menghebohkan masyarakat karena menyerang warga Surabaya. Korban serangan tomcat mengalami dermatitis, kulitnya seperti melepuh, mengeluarkan cairan, dan merasa gatal.
Di balik persoalan mencegah serangan, mengobati luka yang ditimbulkan, maupun apa penyebab munculnya serangga ini, ada hal lain yang cukup menarik, yakni soal nama. Mengapa diberi nama tomcat?
Guru Besar Ilmu Serangga dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Aunu Rauf, mengungkapkan bahwa serangga tomcat adalah serangga yang tak asing bagi masyarakat Indonesia.
Di beberapa wilayah Indonesia, serangga tomcat sering kali disebut semut kanai atau semut kayap. Menurut Aunu, kumbang ini sejatinya merupakan spesies kumbang Paederus fuscipes.
"Masyarakat menyebutnya tomcat, mungkin karena bentuknya sepintas seperti pesawat tempur Tomcat F-14," ungkap Aunu lewat e-mail kepada Kompas.com, Selasa (20/3/2012).
Nama tomcat sendiri sebenarnya di luar negeri merupakan merek produk pengontrol populasi hewan pengerat dan produk lem semut. Tomcat juga merupakan produk pestisida.
Kumbang tomcat dalam bahasa Inggris juga sering disebut rove beetle. Jenis kumbang ini mencakup famili Staphylinidae, terdiri dari ribuan genus dan kurang lebih 46.000 spesies.
Spesies Paederus fiscipes adalah salah satu jenis kumbang yang masuk dalam genus Paederus. Totalnya, ada sekitar 12 spesies yang masuk genus tersebut.
Ciri-ciri serangga ini adalah memiliki kepala warna hitam, dada dan perut berwarna oranye, dan sayap kebiruan. Warna mencolok berfungsi sebagai peringatan bagi predatornya, bahwa serangga ini punya racun. Ukurannya sekitar 7-10 mm.
Tomcat biasa hidup di persawahan. Pada siang hari, serangga ini biasa terbang di tanaman padi untuk mencari mangsa berupa wereng dan hama padi lainnya.
"Jadi, sebetulnya kumbang tomcat ini atau Paederus fuscipes adalah serangga yang bermanfaat bagi petani karena membantu mengendalikan hama-hama padi," jelas Aunu.
Pada malam hari, serangga ini cenderung tertarik pada cahaya lampu. Hal inilah yang menurut Aunu memicu masuknya tomcat ke rumah atau apartemen warga di Surabaya.
Adapun dermatitis yang dialami warga diakibatkan oleh racun paederin yang diproduksi serangga dengan bantuan bakteri. Racun akan keluar saat serangga dalam bahaya atau dipencet.
Terkait dengan pencegahan serangan-serangga ini, Aunu mengimbau masyarakat untuk menutup jendela atau pintu rapat saat malam sebelum menyalakan lampu. Ventilasi jendela bisa ditutup dengan kain kasa untuk memperkecil kemungkinan tomcat masuk.
Warga juga diimbau tidak memencet jika serangga hinggap di bagian tubuh, cukup menghalau dengan kertas atau tiupan. Bila sampai terkena racun, maka langkah pertama adalah membasuh kulit dengan sabun beberapa kali.

Sumber: kompas.com

Malu Ketemu Orang Baru

Malu Ketemu Orang Baru

Ketika ingin dititipkan di RUMAH ANAKKU ANYELIR dafa (nama samaran) berlindung di bulakang bundanya, saat hendak ditinggal bundanya untuk bekerja dafa tidak ingin lepas dan menangis, kemudian salah seorang pengasuh kami mengambil dan digendonglah dafa, emang sih dalam mengambilnya terkesan agak sedikit memaksa, tapi memang pada waktu itu cara yang paling tepat kami lakukan ya seperti itu, krn bundanya jg mau pergi bekerja. di dalam gendongan pengasuh dafa dibujuk agar tidak menangis dan mau dikenalkan pada kawan-kawannya, namun ia tetap menggeleng, hal itu berlangsung selama 5 hari...setelah seminggu berjalan ada beberapa kawanya yang tidak hadir, eh...dafa mulai menunjukan suaranya, si fulan mana? si fulan mana?

Perasaan malu sebenarnya muncul sebagai gambaran anak sudah mulai mengenal kelebihan dan kekurangan dirinya. Istilah psikologinya self-understanding atau pemahaman mengenai diri sendiri. Biasanya hal ini dimulai pada usia sekitar satu setengah tahun. Misalnya, anak sudah tahu rambutnya keriting atau lurus, tubuhnya kurus atau gemuk. Nah memasuki usia tiga tahun, seiring dengan perkembangan cara berpikirnya, anak pun sadar jika orang lain dapat menilai dirinya dengan cara tertentu.

langkah awal untuk melatihnya berani tampil adalah dengan menciptakan kondisi agar anak sering bertemu orang lain. Perkenalkan sosialisasi sejak dini. Bagi orangtua yang sibuk bekerja, manfaatkan hari libur untuk merangsang sosialisasi si kecil. Saat pergi kondangan misalnya, ajak anak ikut serta. Di sana ia akan melihat dan bertemu banyak orang, ia jadi kenal keramaian. Ingatkan juga agar pengasuh jangan mengeram anak di rumah seharian. Sekali-kali ajak anak bertandang ke tempat-tempat umum seperti taman yang letaknya tak jauh dari rumah, atau menemaninya bermain-main dengan anak tetangga.

Memberi kebebasan kepada anak mengambil keputusan juga dapat membentuk jati dirinya. Sejak usia tiga tahun kepercayaan dirinya sedang tumbuh sehingga ia merasa dapat melakukan semua sendiri. Saat itu, mulailah egonya muncul. Ia tahu apa yang bisa dilakukan dan yang tidak, hingga akhirnya ia dapat membentuk suatu konsep diri yang utuh. Bila anak merasa dapat melakukan banyak hal, konsep dirinya akan positif. Sebaliknya, kalau ia sering diserang dengan berbagai hal negatif maka anak akan susah untuk percaya diri.

Si kecil yang selalu malu bicara dengan orang lain, bisa jadi karena ia sering mendengar kata-kata seperti, “Adek jangan begitu sama Oom dan Tante, nggak baik itu. Itu nggak sopan.” Atau, tanggapan seperti, “Adek nyanyinya jangan teriak-teriak begitu, terlalu kenceng, berisik!” Hati-hati, ini juga bisa membuat anak malu bila harus melantunkan suara. Nah, jadi, orangtua juga perlu memperhatikan ucapannya buat si kecil ya..

Mengajarkan Sosialisasi Pada Anak

Mengajarkan Sosialisasi Pada Anak

Selayaknya kita mengajarkan anak bersosialisasi sejak usia dini. Hal ini untuk mencegah si anak tidak bisa bergaul dengan lingkungan sekitar atau istilah kerennya kuper alias kurang pergaulan.

Pada umumnya, seorang anak sudah dapat berkomunikasi dengan lingkungan sejak lahir ke dunia. Lewat tangisan, si kecil mengatakan keinginannya seperti: lapar, kesakitan, ketakutan, atau ada perasaan tidak nyaman lainnya.

Di sinilah peran orangtua mengajarkan sosialisasi. Jika orangtua mengembangkan lingkungan yang menarik dan merangsang, maka anak dapat belajar dari lingkungannya.

Menstimulasi anak usia 3 bulan bisa dimulai dengan memeluk dan menimangnya dengan penuh kasih sayang. Ajak si kecil tersenyum, bicara, serta perdengarkan suara mengaji dan adzan.

Menginjak umur 6 bulan, ucapkan kata-kata yang mudah ditiru bayi (misal: ”mama”). Berikan mainan gambar-gambar yang lucu atau perhatikan binatang-binatang yang ada di sekitar (contohnya: kucing, ayam, dan yang lainnya).

Saat usia 9 bulan, beri biskuit untuk melatihnya memegang dan memasukkan ke dalam mulut. Kemudian beri berbagai mainan dan sering bermain cilukba.

Setelah umur 12 bulan, biasakan si kecil bermain dengan teman sebayanya dan berkomunikasi dengan orang yang ada di sekitar. Aktivitas di luar rumah perlu diperkenalkan dengan suasana yang berbeda, misalnya di taman atau di rumah saudara.

Perlu Anda ketahui, cara ini tidak hanya mengajarkan bersosialisasi pada anak, tapi juga dapat mendeteksi kemungkinan terjadi penyimpangan perkembangan sosialisasi dari awal.

Biasanya hal ini terdapat pada pendirita autisme atau gangguan perilaku lainnya.